Senin, 14 April 2014

laprak Tata Letak Daun, Rumus daun dan Diagram Daun



PRAKTIKUM III

Topik               : Tata Letak Daun, Rumus Daun dan Diagram Daun
Tujuan             : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan   
                           rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun
Hari / tanggal   : Kamis / 13 Maret 2014
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 


I.             ALAT DAN BAHAN
A.    Alat-alat :
  1. Baki/nampan
  2. Alat tulis
B.     Bahan-bahan :
  1. Ranting Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
  2. Ranting Alamanda (Allamanda chatartica L.)
  3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
  4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
  5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

II.          CARA KERJA
1.           Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal    tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirostik dan tripirostik).
2.      Menghitung rumus daun : 1/2, 2/5, 3/8, dan seterusnya.
3.      Menggambar bagan dan diagram daun.

III.       TEORI DASAR
            Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah pada batang dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang di lewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi.
            Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-turut jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang di sebut sudut disvergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan membuat bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.
A.    Bagan Tata Letak Daun
            Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan daunnya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula pada buku-buku batangnya.
B.     Diagram Tata Letak Daun
            Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
C.    Spirostik dan Parastik
            Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya tata letak daun pada batang mengikuti garis spiral tadi, yang diberi nama lain spirostik.
            Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daun-daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut kearah ke samping (mendatar horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan. Dari sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut parastik.

IV.        HASIL PENGAMATAN
1.     

Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

                                                                                                Keterangan :
1.      Ujung daun
2.      Tepi daun
3.      Pangkal daun
4.      Tangkai daun
5.      Daun penumpu
6.      Bunga
7.      Batang
8.      Daun sejajar

Rumus daunnya 2/5 × 3600 = 1440
Diagram  tanaman Kembang Sepatu :
1.      Duduk daun pada batang atau cabang adalah tunggal tersebar.
2.      Bagan tata letak daun kembang sepatu dengan rumus 2/5 dan sudut divergensi 144o

 









3.      Diagram tata letak daun kembang sepatu dengan rumus 2/5 dan sudut divergensi 144o

 












Berdasarkan literatur :
 
            Keterangan :                                                         Keterangan :
1.       Ujung daun
2.       Tepi daun
3.       Bunga
4.       Batang





Sumber: Anonim A, 2014








2.      Ranting Alamanda (Allamanda chatartica L.)

 



                                                                                          Keterangan :
1.      Bunga
2.      Batang
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tepi daun
6.      Buku-buku batang
7.      Ruas batang









Tanaman Alamanda tidak memiliki rumus daun, namun tata letak daunnya pada buku-buku batang terdapat lebih dari 2 daun atau dinamakan tata letak daun berkarang.

Berdasarkan literatur :
                                                                                         
 
                                                                                          Keterangan :
1.    Bunga
2.    Batang
3.    Helai daun
4.    Ujung daun
5.    Tepi daun
6.    Buku-buku batang
7.    Ruas batang




Sumber: Anonim B, 2014
3.      Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)

 
                                                                                    Keterangan :
1.      Helaian daun
2.      Ujung daun
3.      Tepi daun
4.      Buku batang
5.      Ruas batang
6.      Akar




Tumbuhan Pandan tidak memiliki rumus daun. Tata letak daun pandan disebut tata letak daun Trispirotik ( memiliki 3 spiritik). Tumbuhan Pandan termasuk roset akar.

Berdasarkan literatur :

 
                                                                                    Keterangan :                           
1.      Helaian daun
2.      Ujung daun
3.      Tepi daun




Sumber: Anonim C, 2014




4.      Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)

 


                                                                                    Keterangan :
1.      Helaian daun
2.      Ujung daun
3.      Tepi daun
4.      Daun penumpu
5.      Batang




Rumus daunnya 2/5 × 3600 = 1440
Diagram  tanaman bayam :
1.      Duduk daun pada batang atau cabang adalah tunggal tersebar.
2.      Rumus daunnya adalah 2/5.
3.      Sudut divergensi 2/5 × 3600 = 1440

Bagan tata letak daun bayam dengan rumus 2/5 dan sudut divergensi 144o

 












Diagram tata letak daun bayam dengan rumus 2/5 dan sudut divergensi 144o

 













Berdasarkan literatur



5.  Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

 



Keterangan :
1.        Helai daun
2.        Ujung daun
3.        Tepi daun
4.        Pangkal daun
5.        Tangkai daun
6.        Batang


1. Rumus tata letak daun 3/8, sudut divergensi 3/8 x 360  = 1350
2. Duduk daun pada batang tersebar
Bagan tata letak daun pepaya dengan rumus 3/8 dan sudut divergensi 1350

















Diagram tata letak daun pepaya degan rumus 3/8 dan sudut divergensi 1350

 











                                                                                                              

Berdasarkan literatur










Sumber : Anonim E, 2014





V.                ANALISIS DATA
1.    Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Familia            : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Species            : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Sumber           : Steenis.2003)
Pada batang tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki susunan daun tunggal dengan tata letak daun tersebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk batang bulat, upih daun tidak ada, tangkai daun silindris, sisi atas tegak pipih dan menebal pada pangkalnya. Arah tumbuh batang tegak menuju ke atas.
Rumus tata letak daun : 2/5
            Rumus daun merupakan perbandingan banyaknya daun yang tegak lurus yang dikelilingi garis spiral pada batang (a) dan jumlah daun yang dilewati (b) = a/b. Rumus ini diperoleh dengan menentukan daun pertama sebagai patokan (∆o), kemudian menentukan daun di atasnya yang persis tegak lurus dengan daun pertama tadi , setelah dapat baru menghitung jumlah daun pertama sampai daun yang tegak lurus tadi, pada bayam terdapat 5 daun yang melingkari batang sebanyak 2 kali sehingga ditemukan rumus daunnya 2/5.
Sudut divergensi : 2/5 x 360˚ = 144˚
Dengan menggunakan rumus daun dapat menggunakan jarak sudut antara dua daun yang berturut-turut yaitu dikali besarnya lingkaran = a/b x 360˚. Sudut yang berdekatan antara dua daun ini disebut dengan sudut divergensi . Pada ranting kembang sepatu  sudut yang dibentuk antara dua daun yang berdekatan yang besarnya selalu sama yaitu 144˚.

2.    Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub Classis      : Asteridae
Ordo                : Gentiales
Familia            : Apocynaceae
Genus              : Allamanda
Species            : Allamanda cathartica L.
(Sumber: Cronquist.1981)
Tanaman Alamanda memiliki daun yang ujungnya meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata dan pada permukaan daunya licin. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau. Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm. Selain itu daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat. Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm.
Allamanda cathartica L. duduk daun pada batang/cabangnya berkarang (folia verticillata), yakni setiap buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Karena tata letak daunnya berkarang rumus daun Allamanda cathartica L. tidak dapat ditentukan. Pada tumbuhan yang tata letak daunnya berkarang tidak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi pada duduk batang yang seperti ini dapat memperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.




3.    Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Pandanales
Familia            : Pandanaceae
Genus              : Pandanus
Species            : Pandanus sp.
(Sumber : Cronquist. 1981)
Morfologi daun pandan yaitu daun dengan ujung segitiga lancip, tepi daun dan lapisan bawah dari pada ibu tulang daun berduri tempel (emergensia), berlilin dan hijau tua, daun bentuk pita berpelepah. Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini.
Tanaman pandan hampir sama dengan tanaman alamanda yang tidak mempunyai rumus daun karena tata letak daun pandan berkarang sehingga sulit untuk menentukan rumus daunnya. Ini disebabkan karena letak daun pandan pada batang mengikuti ortostik yang telah dirubah menjadi garis spiral yang disebut spirostik. Terjadinya spirostik disebabkan karena pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar. Akibat ortostik memutar dan berubah menjadi spirostik maka terjadilah seperti daun pandan.

4.    Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Caryophyllales
Familia            : Amaranthaceae
Genus              : Amaranthus
Spesies            : Amaranthus spinosus L.
(Sumber: Cronquist.1981)
Tanaman ini merupakan herba yang berumur satu tahun atau anual, susunan  daun tunggal dan tata letak daun tersebar dengan rumus daunnya 2/5 dan sudut divergensinya 144o. Batang basah dan berair berbentuk bulat dan mempunyai permukaan batang yang licin, tangkai daun silinder, sisi agak pipih, daun menebal pada pangkalnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dan tipe percabangannya adalah monopodial yaitu batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang. Helaian daun bulat telur dengan susunan tulang daun menyirip, pangkal daun tumpul dengan  ujung daun yang agak membulat sedangkan tepi daunnya rata.
Daun pada tanaman bayam letaknya berselang-seling dan pada setiap buku-buku batang tanaman ini hanya terdapat satu daun. Oleh karena itu rumus daun tanaman ini dapat dicari. Dan berdasarkan pengamatan serta perhitungan diketahui bahwa tanaman daun bayam, memiliki rumus daun (divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan jumlah daun yang dilewati garis sptral tersebut sebanyak 5 daun. 
Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka antara dua daun berturut-turut dapat dicari jarak sudutnya, dan sudut antara dua daun tanaman bayam (sudut divergensi) yaitu: 2/5 x 360° = 144°

5.    Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Violales
Familia            : Caricaceae
Genus              : Carica
Species            : Carica papaya L.
(Sumber: Cronquist.1981)
            Tanaman pepaya merupakan semak berbentuk pohon dengan tipe batang herba. Lurus, bulat silindris dengan permukaan batang memperlihatkan adanya berkas-berkas daun dan pada sebelah dalam terdapat spons dan memiliki rongga. Arah tumbuh batang adalah memanjat dengan tipe percabangan monodial dan merupakan tumbuhan bineal, daun berjejal pada ujung batang dan ujung cabang yang merupakan roset batang. Daun berjejal-jejal pada ujung batang, berbentuk bulat, pertulangan daun menjari, tepi daun bertipe bercangap menjari berbagi serta warna daunnya hijau tua.
            Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) tata letak daunnya tersebar dengan rumus daun 3/8, maksud angka 3 (tiga) tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang sebanyak 3 putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada saat melakukan tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Dengan menggunakan rumus daunnya, maka dapat dihitung sudut disvergensi 3/8 x 3600 = 1350.












VI.             KESIMPULAN

1.      Tata letak daun pada tumbuhan tingkat tinggi terbagi menjadi tiga, yaitu: berhadapan-berselang, tersebar, dan berkarang.
2.      Rumus daun daun dapat dilihat dari daun yang sejajar dengan berpatokan pada tercapainya garis tegak lurus dengan daun yang mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama yang merupakan b. Sehingga rumus daun adalah a/b.
3.      Pada setiap tumbuhan mempunyai rumus daun yang berbeda-beda ada yang ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dst.
4.      Diagram daun merupakan diagram tata letak daun, yang dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-buku batang sebagai lingkaran yang sempurna. Ini berpatokan pada sudut divergensinya maupun rumus daunnya.
5.      Tumbuhan bayam (Amaranthus spinosus L.) rumus daunnya a/b = 2/5, sudut disvergensinya 2/5 x 360° = 144°
6.      Tumbuhan pepaya (Carica papaya L.), rumus daunnya a/b = 3/8, sudut disvergensinya 3/8 x 360° = 135°
7.      Tumbuhan alamanda (Allamanda cathartica L.) letak daunnya berkarang atau tersusun dalam satu lingkaran sehingga sulit ditentukan rumus daunnya.
8.      Tumbuhan pandan (Pandanus sp.) letak daunnya tersusun dalam spiral yang memperlihatkan 3 spirostik sehingga tidak dapat ditentukan rumus daunnya.

VII.          DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri.2014.Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin : PMIPA FKIP UNLAM
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Flowering Plants. Columbia University: New York.
Steenis, Van, C.G.G.J. 2003. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Tjitrosoepomo, Gembong.2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Sumber internet:
Anonim A.2014. http://Archive.kaskus.co.id/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2014)
Anonim B.2014. http://people.delphiforums.com/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2014)
Anonim C.2014. http://bubur-sumsum.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2014)
Anonim D.2014.http://infosayurbayam.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2014)
Anonim E.2014.http://www.sehataja.com/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2014)










1 komentar:

teman-teman blog ini ku bikin buat berbagi tips-tips yang bermanfaat